Anak
adalah anugrah yang terindah yang diberikan oleh Allah kepada setiap orang tua,
sehingga setiap orang tua ingin anaknya berhasil dan sukses dalam meniti
kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi jangan lupa sudah tentu peran
orang tua, guru dan lingkungan yang akan membentuk seseorang anak itu menjadi
suatu anugrah atau juga petaka bagi kedua orang tuanya dan orang lain
disekitarnya. Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut
dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun
sekolah dasar. Dunia anak usia sekolah dasar (SD) adalah dunia sejuta masalah.
Tapi sebenarnya jika dilihat lebih jauh, Masalah Anak Usia Sekolah Dasar itu terpusat pada 4 (empat) hal.
Tapi sebenarnya jika dilihat lebih jauh, Masalah Anak Usia Sekolah Dasar itu terpusat pada 4 (empat) hal.
1. Malas belajar.
Ini masalah umum anak sekolah dasar,
sulit sekali diminta untuk belajar.
Solusinya: Jika kondisi anak enggan
atau malas belajar, harus dilihat lagi apa penyebabnya. Ada anak yang malas
belajar karena dia memiliki tingkat kecerdasan tinggi, sehingga mudah
bosan/jenuh dengan metode pengajaran atau materi yang monoton.Jika hal ini
terjadi, guru bisa memberikan materi yang lebih menantang atau meminta anak
untuk membantu guru mengajari teman-temannya yang lain misalnya, alias menjadi
asisten guru.Selain itu ada juga anak yang malas belajar karena ia mencari
perhatian dari orang sekelilingnya, misalnya dia ada masalah di rumah atau orangtua
sedang ada masalah di rumah. Hal ini mempengaruhi anak saat belajar di sekolah.
2. Senang melanggar peraturan.
Kesannya, anak sekolah dasar identik
dengan trouble maker, si pembuat masalah.
Solusinya: Lihat dulu alasan anak
melakukan hal yang dianggap masalah itu. Sebab ada anak yang melanggar karena ia mencari perhatian, ada
juga anak yang ingin mencoba-coba.
Bahkan ada juga yang melakukannya karena menurutnya hal itu menantang. Tapi ada
juga anak yang terpengaruh oleh teman-teman sekelasnya, jadinya dia terbawa
arus untuk melanggar peraturan.Untuk menyikapi masalah itu, sebisa mungkin
hindari langsung menuduh tanpa bukti yang jelas, tapi cari tahu alasan anak
melakukannya. Berikan juga konsekuensi yang logis padanya jika melakukan hal
itu. Misalnya, kalau anak keluar dari sekolah tanpa izin, maka setiap
hari—selama satu minggu, dia harus melapor ke guru. Atau dengan bahasa lain
dikenakan wajib lapor.
3. Suka melakukan bulying kepada
siswa lain.
Masalah ini dialami sebagian anak,
yang cenderung memiliki kemampuan atau kekuasaan lebih.
Solusinya: Untuk masalah bullying
merupakan masalah yang pelik dan dihadapi semua sekolah di mana saja. Pada
umumnya bullying ini dilakukan oleh pihak yang merasa memiliki kekuasaan lebih
dan menekan anak yang dilihatnya lemah.
Sekadar tahu saja, sejatinya pelaku bullying memiliki masalah
tersendiri. Pelaku bulliying ada
kemungkinannya ingin membuktikan bahwa dia bisa, dia ada, dan berusaha mencari
perhatian karena dia merasa tidak berhasil/bermasalah dengan bidang lain, jadi
ia membuktikannya dengan cara tidak tepat.
Ada juga pelaku bullying yang berakar
pada masalah keluarga, misalnya orangtua bercerai atau bertengkar di depan
anak, sehingga ia mencontoh perilaku yang kurang baik yang dilakukan
orangtuanya kepada orang lain. Untuk mengatasi hal ini dan juga mencegahnya
tidak terjadi, perbanyak kegiatan yang melibatkan lintas usia/kelas. Misalnya,
dengan mentoring atau kegiatan kelompok yang mengharuskan semua anak untuk
terlibat, memberikan pelatihan tentang bullying dan bagaimana mengatasinya.
Misal, saat ada teman yang dibully, teman yang lain diajarkan harus berani
menyampaikan/melapor kepada guru.
4. Memilih untuk putus sekolah
kemudian membantu orangtua mencari nafkah.
Solusinya: Jika kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari, ini terjadi lebih karena masalah ekonomi. Karena itu
untuk mengatasinya bisa dibilang rumit. Penyelesaian masalah yang bisa
dilakukan, tidak hanya dari pihak sekolah dan orangtua, namun juga harus ada
campur tangan pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kalau sekolah memiliki kebijakan untuk
memberikan beasiswa terhadap anak-anak yang tidak mampu, seharusnya hal ini
dapat diatasi. Tapi sekarang ini lucunya, sekolah sudah gratis, tapi beban ini
itu tetap ada dan banyak yang bilang lebih besar. Seperti uang buku, alat
tulis, seragam, dan sebagainya.
Sumber : http://kubuskecil.blogspot.co.id/2014/06/masalah-anak-usia-sekolah-dasar.html
0 komentar:
Posting Komentar